Posted by : Forum Iptek Pembangunan SMKN 1 Cimahi
Tuesday, 28 May 2013
Pekerjaan penambangan minyak dan gas
bumi lainnya, hampir dipastikan akan menelan biaya besar, teknologi
tinggi, dan juga terkait dengan berbagai kepentingan. Pendek kata,
pekerjaan penambangan merupakan suatu mega proyek, dari sisi investasi
dan wujud fisik struktur yang ditangani.
Kebutuhan biaya besar dan teknologi
tinggi ini akan semakin terasa bila menyangkut lokasi di lepas pantai;
baik di perairan dalam (deepwater) atau bahkan di perairan sangat dalam (ultra deepwater).
Hal ini disebabkan tingkat kesulitan, resiko, dan ketidakpastian yang
lebih besar bila dibandingkan dengan pekerjaan di daratan pada umumnya.
Fabrikasi anjungan lepas pantai
Secara umum terdapat perbedaan yang sangat mendasar proses pembangunan sebuah anjungan lepas pantai dengan bangunan darat (land-base structures).
Sebuah bangunan darat, proses pembangunannya sejak dari tahap awal
hingga akhir dilakukan di tempat yang sama. Sebaliknya, sebuah anjungan
lepas pantai, apapun jenisnya, dibangun atau difabrikasi di tempat yang
berbeda dengan lokasi akhir tempat instalasinya. Perbedaan kondisi
inilah yang menyebabkan perbedaan proses pembangunan dan teknologi yang
diperlukan pada kedua bangunan.
Struktur anjungan lepas pantai dibangun
di sebuah lapangan fabrikasi yang umumnya berlokasi di sekitar daerah
pantai. Tidak jarang jarak antara tempat fabrikasi dan lokasi akhirnya
(tempat beroperasinya), sangatlah jauh, dapat berupa lintas negara
maupun lintas benua. Ambil contoh anjungan TLP West Seno. Struktur
utamanya (bagian kolom dan ponton) dibangun di perusahaan Hyundai Heavy
Industry, Korea Selatan, sedangkan lokasi operasinya terdapat di Selat
Makasar, Indonesia.
Teknik pembangunan struktur utama anjungan lepas pantai dilakukan
berdasarkan modul-modul. Secara garis besar biasanya terbagi atas modul
struktur utama anjungan dan modul bagian bangunan atas (topside).
Khusus untuk jenis struktur semi terapung (TLP, SPAR, FPSO dan
lain-lain), masih terdapat modul atau sub-struktur lainnya berupa bagian
struktur sistem tambatnya. Tiap-tiap modul tersebut masih dapat terbagi
lagi menjadi beberapa sub-modul, tergantung dari dimensi modul dan
kapasitas peralatan pembangunan yang ada. Dalam pekerjaan ini diperlukan
derek-derek (crane) darat dengan kapasitas besar.
Gambar 1. Spar Genesis
Pada Gambar 1, contoh proses fabrikasi Spar Genesis. Lambung (hull) spar Genesis memiliki diameter 37.2 meter (122 feet) dan tinggi 215 meter (705 feet). Struktur lambung ini dibangun dalam dua tahap di galangan Aker Rauma’s Pori, Finlandia. Setengah bagian pertama berbobot 10.842 ton dan setengah bagian yang kedua dengan berat 15.861 ton. Di bagian tengah sumbu lambung spar ini terdapat ruang sebagai jalur sumur (well bay) berukuran 58 feet x 58 feet untuk mengakomodasi sekitar 20 slot sumur.
Contoh lainnya adalah fabrikasi topside
spar terbesar di dunia, Spar “Holstein” (Gambar 2), yang dikerjakan
dalam sejumlah modul-modul dengan berat mati total mencapai 18.200 ton. Topside
tersebut terbagi atas bagian modul Utara, modul Selatan, dan rangka
penopang modul. Modul Utara beratnya 8.370 ton terdiri atas peralatan
proses. Modul Selatan dengan berat 5.324 ton terdiri dari bangunan
akomodasi kru dan 3 buah generator turbin gas LM-2.500 yang mampu
membangkitkan daya listrik 54 MegaWatt. Sementara itu rangka penopang
modul memiliki berat 4.421 ton.
Gambar 2. Modul topside Spar Holstein
Pengangkutan ke lokasi operasi
Tahapan berikutnya setelah proses pembangunan struktur utama di fabrication yard
selesai adalah proses transportasi atau pengangkutan. Proses
transportasi adalah memindahkan struktur utama ajungan (umumnya bagian hull)
ke lokasi akhir tempat instalasinya. Fasilitas utama yang diperlukan
dalam proses ini adalah sebuah kapal angkut khusus atau tongkang (barge) yang memiliki daya apung besar untuk menopang struktur dan membawanya ke lokasi instalasi di lepas pantai.
Gambar 3. Kapal khusus Transshelf
Tahap awal proses transportasi adalah proses peluncuran (loadout), yaitu proses pemindahan dan peletakan struktur ke atas kapal angkut atau tongkang, dengan bantuan derek angkat atau bila memungkinkan memanfaatkan daya apung struktur atau sub-struktur yang akan diangkut itu sendiri. Sebelumnya, kapal angkut atau tongkangnya diposisikan di tempat terdekat dengan lapangan fabrikasi.
Proses ini termasuk tahap awal yang
cukup kritis, karena stabilitas wahana angkutnya harus diperhitungkan
dengan cermat setelah ada beban di atasnya. Selain itu juga harus
dilakukan proses pengikatan sementara (tiedown) selama dalam
transportasi, dengan cara yang tepat sesuai dengan disainnya. Kegagalan
pada proses ini dapat mengakibatkan jatuhnya struktur ke dalam laut
selama pengangkutan dan tidak menutup kemungkinan kegagalan tersebut
bisa terjadi pada saat proses loadout. Selama proses transportasi, biasanya beberapa kapal tunda (tug boat) ikut mendampingi hingga lokasi akhir.
Pada Gambar 3, memperlihatkan keadaan
setelah bagian lambung spar “Genesis” dipindahkan di atas kapal angkut
setengah benam “Transshelf” di lapangan fabrikasi Aker Rauma’s Pori,
Finlandia. Transportasi dilakukan dalam dua tahap. Setengah bagian
pertama berbobot 10.842 ton ditransportasikan ke Corpus Christi dengan
kapal angkut tersebut. Kemudian dua bulan berikutnya, dengan alat angkut
yang sama, setengah bagian yang kedua dengan berat 15.861 ton segera
dikirim.
Gambar 4. TLP Marco Polo
TLP Marco Polo, sebagai TLP yang dirakit di lokasi terdalam ke-2 (1.311 meter) setelah TLP Magnolia (1.425 meter), struktur hull-nya difabrikasi di Samsung Heavy Industries Yard SHI Koji Island, Korea Selatan. Kemudian diangkut menempuh jarak tidak kurang dari 13.000 mil dan tiba di Texas pada bulan Agustus 2003 (Gambar 4). Hull-nya berbobot 5.750 ton dengan displacement sebesar 27.500 ton dan payload 14.000 ton. Lebar hull-nya (dari ujung ke ujung) adalah 344 feet. Sedangkan jarak dari dasar struktur ke ujung atas kolomnya setinggi 196 feet dan tinggi sarat (draft) pada saat operasi normal adalah 129 feet.
Instalasi di lokasi operasi
Setelah struktur tiba di lokasi akhirnya
di lepas pantai, maka selanjutnya dilakukan proses instalasi atau
pemasangan. Proses ini secara garis besar meliputi tahap penegakan
bagian hull anjungan kemudian dilanjutkan dengan tahap pemasangan bagian topside di atas hull-nya.
Untuk jenis anjungan semi-terapung, sebelum dua tahap instalasi di
atas, harus terlebih dulu dilakukan pemasangan sistem tambatnya di titik
instalasinya. Semua proses ini dilakukan oleh kapal penarik dan derek
tongkang dengan kapasitas angkat besar.
Pekerjaan instalasi spar Genesis
dilakukan dengan derek tongkang 50 milik McDermott yang meliputi tiga
fase yaitu: instalasi sistem tambat, bagian lambung, dan instalasi
bangunan atasnya. Anjungan ini akan ditambatkan di lokasi operasinya
dengan menggunakan suatu sistim tambat 14 titik (14-point mooring system). Tiap tali tambat tersusun atas rantai tambat berdiameter 5,25 inci sepanjang 250 feet, tali baja dengan diameter 5,25 inci sepanjang 3.000 feet dan rantai lambung sepanjang 1.150 feet.
Mengenai proses penegakan, untuk struktur utama anjungan yang didisain tanpa kemampuan apung sendiri (self buoyancy), seperti jenis jacket umumnya yang dipakai di perairan dangkal, maka proses penegakan sepenuhnya dilakukan oleh derek tongkang. Struktur jacket-nya diangkat dan ditenggelamkan dengan derek tongkang. Untuk kasus dimana ukuran jacket
agak besar, maka proses pengangkatan bisa dilakukan sepotong demi
sepotong, yang akhirnya dilakukan perakitan kembali dengan pengelasan di
tempat. Sedangkan untuk jenis spar seperti Genesis ini, proses
penegakannya dibantu oleh daya apung-sendiri dari hull-nya, selain pada akhirnya juga dilakukan oleh derek tongkang.
Gambar 5. Proses penarikan hull Genesis ke titik lokasi instalasi di Teluk Meksiko
Lambung spar yang sudah berada di sekitar lokasi instalasi ditarik dan diposisikan tepat di titik instalasinya dengan menggunakan derek tongkang (Gambar 5) sebelum mulai ditegakkan. Selanjutnya sekitar 178.000 ton air balas (water ballast) dimasukkan ke dalam sebagian kompartemen hull-nya untuk menenggelamkan bagian bawah strukturnya sehingga posisinya makin mendekati vertikal, dengan sudut kemiringan 70 derajat.
Tahap berikutnya adalah memutar hull
hingga mencapai posisi vertikalnya dengan menggunakan derek tongkang.
Untuk kasus Genesis hanya diperlukan waktu 76 detik untuk proses
pemutaran ini (Gambar 6). Akhirnya lambung Spar diposisikan di sekitar
pusat dari pola sistim tambatnya, kemudian ke-14 jalur penambatnya
disambungkan pada pengait rantai di bagian badan lambungnya.
Gambar 6. Proses penegakan hull Genesis dengan derek tongkang hingga mencapai posisi vertikalnya
Sebagai tahap akhir dari proses instalasi adalah pemasangan topside di atas hull. Pemasangan ini juga dilakukan dengan derek apung dengan kapasitas angkat besar. Sebagai contoh, pada Gambar 7 memperlihatkan proses pemasangan modul topside dari TLP Marco Polo yang dioparasikan di perairan Teluk Meksiko, USA pada tahun 2004.
Gambar 7. Proses instalasi topside TLP Marco Polo
Struktur topside-nya terdiri dari tiga geladak (deck), yang disainnya dilakukan oleh Alliance Engineering dan difabrikasi di Corpus Christi. Berat angkatnya mencapai 6.300 ton dan berat operasinya sebesar 7.250 ton. Sementara itu ruang akomodasinya bisa memuat hingga 26 orang. Kapasitas pengolahan minyaknya mencapai 120.000 barel per hari dan 300 juta feet3 gas per hari. Operasi pengeborannya dilakukan dengan sebuah work-over rig berkapasitas 1.200 hp (house power). Anjungan ini memiliki enam pasang casing riser produksi, disamping dua riser baja catenary sebagai sistem pipa ekspor dengan diameter masing-masing sebesar 12,75 inci dan 18 inci. Selain itu terdapat enam buah pre-installed I-tubes untuk umbilikal dan provisi 12 riser flowline pada pengembangan selanjutnya.
Penutup
Semua rangkaian proses pembangunan
anjungan lepas pantai mulai dari tahap fabrikasi, transportasi dan
instalasi, tentu saja dikerjakan setelah terlebih dulu dilakukan proses
disain. Hal ini harus dilakukan secermat mungkin oleh pihak yang
kompeten dan berpengalaman. Faktor lain yang harus dicermati adalah
kondisi cuaca. Tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan kondisi laut
pada saat itu. Pada saat berlangsungnya proses penggabungan antar modul
struktur (misalnya antara struktur hull dengan sistim tambatnya) di site,
perubahan kondisi gelombang atau arus yang drastis dan mendadak dapat
menyebabkan penundaan bahkan menggagalkan pekerjaan pembangunan.
Sebuah pekerjaan mega project
seperti di atas atau sejenisnya, tetap tak terhindari untuk melibatkan
kapital yang sangat besar. Bahkan memungkinkan memberikan peluang
penguasaan atas sumber energi yang strategis pada pihak tertentu yang
menjanjikan manfaat ekonomi yang sangat menggiurkan. Terlepas dari
faktor nonteknis lainnya, setiap pekerjaan di wilayah ini akan
melahirkan tingkat sensitivitas yang tinggi dan senantiasa akan menjadi
tempat bergumulnya banyak pihak dan kepentingan.
Sumber : Mengenal Pembangunan Anjungan Lepas Pantai